18 Mei 2013

'Kalo berani Ayo Kita Duel'

Hari ini wali kelas sedang ijin keluar sekolah karena ada acara, tak tau apa acaranya. Aku, atau kami, tidak peduli karena berarti sedang tidak ada pelajaran. Dan itu bagus buat kami karena bisa bermain di dalam kelas.
Kalau pelajaran sedang kosong gini selalu gaduh, anak-anak cowok mulai dengan keisengannya jahhilin anak-anak cewek. Dan aku yang merasa berjiwa ksatria bagi kalangan cewek selalu membantu ngebales perlakuan mereka para cowok. Entahlah mengapa mereka tiap diisengin cowok selalu mengadu kepadaku, mungkin karena aku yang sok berani ngebales mereka, ato karena aku emang tomboy. Padahal aslinya aku tuh lembek.
Dan tak tahu kenapa tiba-tiba dari kami bermain jual-jualan, yang semula cuman para cewek yang main tiba-tiba anak cowoko ikut main dan bikin gaduh, akhirnya terjadilah perang antara kubu cewek dan cowok. Aku sendiri tak tahu apa penyebab peperangan ini, tapi yang aku tahu, kami, para cewek ga mau ditindas oleh kenakalan mereka. bagaimana pun mereka tak berhak jahil sama kita.
Kami mulai kejar-kejaran, tak jelas lagi siapa mengejar siapa. Aku segera mengambil buku Ipa karena buku ini yang paling tebal, sehingga aku berharap kalau aku timpukin ke mereka, mereka bisa merasakan sakitnya. Tapi dasar bandel, tidak menampakkan rasa sakit, tapi malah ngece, huh!. Aku jadi gemas sendiri. Akhirnya aku gulung buku itu seperti pelompong, dan ku masukin batu biar lebih keras, biar tahu rasa!
tapi mereka tak jera juga. Sudah berjam-jam kami bekejar-kejaran, aku capek juga.Aku tipe anak pemalas yang gerak dikit aja udah kecapekan, hehehe. Akhirnya aku istiraha di bangku sambil merebahkan badan di kursi bangku kayu yang panjang. Tiba-tiba, si Didit menimpuk kepalaku, tepat di kepalaku kala aku sedang tak awas. Aku muntab, aku paling benci ada orang yang memasuki area kepalaku, ga peduli siapa. Emosi ku mencapai ubun-ubun.
Aku nyemprot Didit sambil nimpuk punggungnya pakai buku IPA tadi, "Hey, apa-apa an sih, nimpuk kepala orang huh?"
"Apa an sih siapa yang nimpuk kepala kamu? dasar cewek sok jago, pake nimpuk orang segala lagi", umpatnya.
Aku ga mau kalah karena aku yakin dia yang nimpuk kepalaku, area terlarang, "Emang kamu pikir aku ga tau apa? Jangan ngeles deh".
Percekcokan terus terjadi dengan aku menahan gejolak emosi yang siap menyembur seperti naga api yang menyemburkan napas apinya, hingga kerongkonganku berasa sakit sekali menahan amarah ini. Akhirnya karena tak tahan lagi tercetuslah kalimat pamungkas itu dari mulut besarku. "Pokoknya aku ga terima ini, klo berani ayo entar sore kita duel", teriakku bersungut-sungut.
"terima aja Dit, masak ga berani", kata teman laki-laki yang lain ngomporin si Didit.
"Oke, nanti sore di lapangan, aku tunggu", Katanya membalas tantanganku.
Semua anak di dalam kelas bersorak sorai seperti penonton sepak bola yang senang karena tim jagoannya menang di lapangan. Oke, nanti sore aku akan membalas semua ini. Kataku dalam hati dengan emosi yang masih meletup-letup bagai bola api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar