11 Apr 2013

Yang Menang 'Suit', Dia Yang Dapat

Sore ini ibu sedang mengikuti pengajian yang rutin diadakan di lingkungan desa, tapi aku sudah mandi kok, karena yang bertugas memandikan aku dan mas setiap sore adalah bapak. Aku sudah wangi, dan waktunya untuk main. Satu-satunya teman main ku cewek di rumah adalah Mbak Febri, setiap hari kami selalu main bersama. Aku terbilang baru mengenalnya, karena baru dua atau tiga tahun keluargaku baru pindah kamari.
Sore ini aku barmain tidak hanya dengan Mbak Febri di depan rumahnya yang rindang, ada mas, sepupuku yang bernama Adi, dan anak-anak kecil lainnya sepantaran kami.
Kemudian saat kami sedang asik bermain kejar-kejaran, datang anak cewek kearah kami. Aku mengenalinya sebagai teman mas sekolah. Siapa ya namanya? aku mengingat-ingat, memang aku tidak terlallu bagus mengingat orang. Oh ya namanya Mbak Epi, dia sedang berkunjung ke rumah neneknya yang rumahnya disekitar tempat tinggal kami, sedangkan rumah mbak epi beberapa blok dari rumah kami.
Mbak epi membawa sebuah kotah, entah kotak apa itu akujuga kurang tau, kemudian dia memamerkan pada kami kalau dia punya kotak yang harum, ajaib!. "Eh, aku punya kotak harum nih, keren kan??", ujarnya.
Sebagai anak cewek normal, aku dan Mbak Febri jadi tertarik ingin melihat seperti apa, dan yah tidak usah ditanya lagi aku juga pengen memilikinya.
Mbak Febri meminta kepada Mbak Epi, "Mbak aku mau dong".
Tak mau kalah aku juga minta, "aku juga mbak".
Karena kotak itu hanya ada satu, maka Mbak Epi dengan bijaksananya berkata, "ya udah kalian suit aja, ntar yang menang itu yang aku kasih".
Akhirnya tanpa dikomando akupun suit dengan Mbak Febri. Suit pertama seri, suit kedua aku yang menang, yay!. aku yang menag! berarti aku yang memiliki kotak wangi itu! horeee!!
mbak Epi mengulurkan kotak itu kearahku, tapi sebelum aku terima Mbak Febri merengek ke mbak epi kalau dia ingin sekali punya kotak itu. pokoknya dia ingin kotak itu. Dan ga tau kenapa, padahal yang menang suit adalah aku dan tadi mbak epi juga bilang yang menang suit dia yang dapat, tetapi kenapa? kenapa mbak epi akhirnya ngasih kotak itu ke mbak febri??
Aku benar-benar tidak paham apa yang slah disini, kenapa kotak itu tidak diberikan kepadaku tetapi mbak febri? merasa tidak adil aku pun protes, "mbak, tadi mbak bilang kalau yang menang suit dia yang mbak kasih kotak itu, kan aku tadi yang menang mbak, tapi kenapa yang dikasih mbak febri?"
dengan entengnya mbak epi menjawab, "ya emang tadi kamu yang menang, tapi ga apa ya aku kasih nya ke febri aja"
Uh apa-apaan itu? kalaupun memang kotak itu akhirnya dikasih ke Mbak Febri dan bukan ke yang menang suit seperti yang dia bilang tadi, kenapa dia menyuruh kami suit? dan kenapa dia tidak menepati janji? dan kenapa pula si febri itu merengek-rengek barang yang bukan hak dia?? Ya, kotak itu seharusnya adalah milikku, karena aku yang menang suit. Ini semua tidak adil, mengapa selalu dia yang menang, mengapa selalu dia yang jadi perhatian? apakah aku tidak layak? (gerutuku dalam hati dengan tampang sangat kecut)
kamu tahu jika sumbu mercon dibakar sumbunya maka beberapa detik kemudian akan meledak? seperti itulah emosiku saat ini melihat ketidak adilan yang sedang menderaku. Dibakar rasa emosi, tanpa sadar aku mengambil batu di tanah yang persis ada disebelah kaki kananku, dan...... *bug*. Batu itu bersarang ke kepala mbak Febri, dan sedetik kemudian dia meringis, menangis, darah mengalir di dahinya. dia berlari kedalam rumah. Semua yang ada disitu, Mbak epi, mas, adi, melongo melihat kebrutalanku. Aku masih tidak sadar kesalahan apa yang aku perbuat karena masih dilingkupi emosi. sesaat kemudian suara mas menyadarkanku, "apasih kamu ini, demi kotak sabun aja sampe nimpuk orang? kalau ibu tahu pas pulang pengajian nanti kamu pasti aka dimarahi! dan juga kamu akan dimarahi sama Bulik Dam (ibu mbak febri)".
Aku terkesiap, Jadi yang dibilang mbak epi dengan kotak keren yang berbau harum itu tidak lain adalah..... Ya ampuunnn, ko bener-bener bodoh banget sih aku bisa dikibulin kaya gitu?
Aku mulai ikut menangis bukan karena apa, tetapi karena teringat kelakuanku tadi yang menyelakai temanku, tetanggaku. Dan juga aku takut sekali jika nanti ibu marah kepadaku saat tau gadis kecilnya nimpuk kepala temannya dengan batu. Apa yang harus aku perbuat??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar