20 Okt 2013

Seperti Terjebak di Dalam Sumur Potensial

Aku baru membaca pesan dari salah satu teman dekatku, bahwa dia teringat akan masa lalunya.

Aku menjadi saksi masa lalunya itu, karena akulah orang tempat dia mengadukan isi hatinya tentang keadaan yang dia jalani.

Dari awal aku kurang setuju dengan hubungan asmaranya. Bukan karena hubungan yang dia jalani dengan seseorang yang dia kenal lewat dunia maya dan umur yang tidak bisa dibilang masih muda. bukan, bukan itu sebabnya.

Setiap kali dia cerita akan keadaannya aku selalu berkata kalau semua itu salah, apa pun alasannya. Dan selagi belum terlambat dia harus mengakhiri hubungan itu. Karena apa pun alasannya entah itu benar apa gak, semua itu tetap salah. Butting in the someone else's relationship, dia akan menjadi orang yang selalu terlihat jahat.

Tapi dia selalu berkilah kalau sudah terlanjur masuk, dia mundur akan tersakiti, maju pun juga tersakiti. sama-sama hancur. Tidak bisa meloncat pergi dari lubang itu. Seperti partikel kuantum yang terjebak di dalam sumur potensial yang tidak memiliki energi untuk bisa meloncat melewati dinding sumur itu. Sama-sama tersakiti mending maju aja. Itu yang selalu dia bilang ke aku yang membuatku tidak bisa bilang apa-apa lagi dan mengembalikan semua kaputusan ketangannya.

Untungnya dia sudah lama mengakhiri hubungan itu. Dan sekarang sudah bahagia dengan orang lain yang sudah sah baginya.

Hari ini aku diberitahu alamat blog dari masa lalunya. Aku baca, aku merasakan kegetiran hidup penulis blog yang dia masuki kehidupan pribadinya itu. I thought she might feel regret for butting herself in their so called relationship. Tapi, tidak apa, karena wajar seseorang melakukan kesalahan. karena kita bisa belajar dari kesalahan itu dan tidak mengulanginya. yang salah itu adalah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan.

For you, my friend, kamu sudah cukup melalui itu semua, sekarang adalah waktunya untuk menutup masa lalu itu. Aku selalu mendoakan hal terbaik bagi mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar