7 Des 2013

Malam Minggu Kelabu

Malam minggu ku memang gak pernah special, setidaknya bisa tiduran di depan tv. dan bisa mentelengin acara tv yang seenggaknya bisa dilihat setelah satu minggu di kos ga bisa nonton tv sama sekali.
Heran ya waktu kuliah empat tahun hidup tanpa tv, sekarang udah kerja jg ga bisa liat tv. berasa seperti orang yg ketinggalan jaman krn ga tau perkembangan berita dan gosip selebriti masa kini yang ter-update. masa tau berita cuman dari internet ama mulut ke mulut temen yg bisa liat tv.
Malam minggu kelabu itu bukan yang ga ada kerjaan meringkuk di depan tv yg ganti channel tv beratus kali tapi acaranya gak ganti-ganti. Tapi malam minggu kelabu itu adalah malam minggu musti meringkuk di kamar kost karena minggu musti lembur.
yang paling buat aku males lembur minggu itu bukan karena minggu harus di kantor setelah enam hari kerja, bukan itu. tapi karena harus sendirian di kost malam minggu nya dan minggu malamnya *jangan bingung ngebedainnya*, kelaparan, mau beli makan jauh karena kost terpencil -untung gak ditengah kuburan- tapi ga ada motor buat beli makan.
Biasanya paling mentok buat mie instan pake telor. tapi tadi pas di kantor aku menderita karena kena serangan mag mendadak. demi apa coba? aku harus makan nasi kalo gak mau perut malilit lagi terus mringis-mringis kaya kucing kelaparan. akhirnya aku putuskan untuk pinjem onthel anak ibu kost, aku pancal sampe pasar beli tahu telor. setelah tahu telor di dapat aku pengen mepanjutkan perjalanan beli martabak telor. sialnya -sepertinya aku ga pernah lolos dari nasib sial- sepeda yang aku naiki rantai gear nya loss, ga nyangkut di giginya, mampus aku. untungnya kakek pemilik warung bsik hati mau bantu aku benerin rantai nya.
sepeda sudah ok, berangkat beli martabal telor, udah mulai netes liur ku. eh gerobak penjualnya ga jualan, demi tuhan! cobaan apa lagi ini? *drama*

6 Des 2013

Lupa-Lupa Ingat

Disini aku ga pengen ngebahas lagunya 'Kuburan' karena hari ini adalah jumat malam yang rasanya horor banget kalo musti ngebahas kuburan - meski ini sebenernya cuman nama band di insonesia aja sih - bisa merinding disko.
Oke, jadi tadi ceritanya sehabis pulang kerja aku langsung cabut ama partner - ceileee- nyari sepatu karet buat musim ujan gini. Setelah muter-muter gak ketemu, akhirnya beli makan sambil nunggu hujan reda.
Ternyata alam berkehendak lain karena hujan gak berenti-berenti, malah tambah deres aja. Ya udah kita nekat berangkat dari tempat kost si partner menuju tempat belanja, disini aku ga nyebut supermarket karena ga lengkap-lengkap amat, juga ga nyebut mini market karena tempatnya lumayan gede.
Abis muter-muter tempat make-up kita menuju tempat shampoo, kemudian aku memisahkan diri karena nyari sabun mandi buat persediaan. Habis ambil sabun mandi yang lagi promo -nyari yang murah- aku tersadar kalo sendokku di kost pada hilng tidak diketahui keberadaannya. Aku mikir apa kemarin saat aku makan langsung ama sendoknya ketelen ya kok ilang tanpa jejak, waduh.
Nah pas aku belok tanpa ngerem ke tempat sendok ini ada ibu-ibu yang noleh ke arahku. Ibu itu tersenyum. terus nyapa "hayooo ngapain disini".
Dengan kapasitas otakku yang lemot kaya pentium 1, aku mesih aja melongo sambil ngamatin si ibu ini. dalam hati ibu ini kok nyapa aku ya, ga salah orang tah?. kemudian aku mendapati kalo wajah ibu ini ga asing. yah setidaknya ibu ini bukan alien yang secara tiba-tiba menyusup ke tubuh manusia dan mau  menculik para orang bego yang mikirnya lama kaya aku ini dengan cara sok kenal dulu.
Terus aku jawab aja juga sok akrabnya tapi masih mikir, mencari di database otak yang ramnya mau penuh ini. Aku gak mungkin dong nanya ke ibu itu "oiya bu maaf ibu ini namanya siapa ya, saya lupa". Cukup aku melakukannya sekali ke temenku waktu jaman kuliah yang akhirnya dicap tega, kebangetan, dan atau sombong karena nglupain nama dia. itu jaman ababil dan tidak akan aku ulangi lagi masa itu.  tapi tetep aja ga nemu-nemu, maklum loadingnya lama gan. Kemudian si ibu pamit saat aku masih terpekur milih sendok. Setelah sepuluh menit aku tetep belum menemukan nama ibu itu di database. Setelah partner menghampiri aku  barulah aku tau siapa ibu itu kawan-kawanku yang budiman.
emang sepertinya untuk mikir agak cepat kepalaku musti dijedukin ke tembok dulu 3 kali buat syarat. ibu itu adalah ibu satpam yang ada di pabrik tempat aku kerja. nah, inget sekarang. Penampilannya sangat berbeda sih jadi akku sulit ngingetnya, istilah jawanya 'manglingi'. sepertinya kapasitas otakku ini musti di upgrade memorinya dan os nya juga musti di upgrade biar mikirnya lebih cepet.

27 Okt 2013

Atraksi Yang Ga Elegan Sama Sekali

Hari ini adalah jadwalnya ke kondangan temen semasa SMA. Bulan ini banyak banget ya yang nikah. Pengennya mau nabung bulan ini eh di akhir bulan malah kondangan dimana-mana. Mungkin karena awal bulan depan sudah masuk bulan suro (tanggalan jawa), jadi bulan ini pada ngebut mau nikah semua.
Temenku yqng nikah ini rumahnya di Sawahan deket dengan tempat wisata air terjun sedudo yang seumur hidupku aku belum pernah kesana.
perjalanan dari berbek ke sawahan lancar banget, seperti biasa aku dibonceng ama my ex-roomate. setelah nyampe pasar sawahan ambil jalan ke kiri. omagod, jalannya extreme (buatku). Mengingatkanku jalan di songgoriti malang. Saat mau ke rumah temenku itu jalannya menanjak, dan barangkali pula gigi motor temenku itu masih masuk 2 jadi ga kuat menanjak. Sebelum melorot mundur sama temenku dikurangi giginya biar kuat naik. Eh belum resmi dikurangi udah digas, jadilah kami aksi ngetril bahasa jawanya. sumpah ga elegan banget, kaki ku sampe jumpalitan padahal lagi pake rok, untung aja ga nyingkap. Hatiku waktu itu jumpalitan waktu turun motor.
Sampai waktu kami lagi makan bapak-bapak di luar membicarakan kami yang lagi beratraksi. Omagod.

20 Okt 2013

Seperti Terjebak di Dalam Sumur Potensial

Aku baru membaca pesan dari salah satu teman dekatku, bahwa dia teringat akan masa lalunya.

Aku menjadi saksi masa lalunya itu, karena akulah orang tempat dia mengadukan isi hatinya tentang keadaan yang dia jalani.

Dari awal aku kurang setuju dengan hubungan asmaranya. Bukan karena hubungan yang dia jalani dengan seseorang yang dia kenal lewat dunia maya dan umur yang tidak bisa dibilang masih muda. bukan, bukan itu sebabnya.

Setiap kali dia cerita akan keadaannya aku selalu berkata kalau semua itu salah, apa pun alasannya. Dan selagi belum terlambat dia harus mengakhiri hubungan itu. Karena apa pun alasannya entah itu benar apa gak, semua itu tetap salah. Butting in the someone else's relationship, dia akan menjadi orang yang selalu terlihat jahat.

Tapi dia selalu berkilah kalau sudah terlanjur masuk, dia mundur akan tersakiti, maju pun juga tersakiti. sama-sama hancur. Tidak bisa meloncat pergi dari lubang itu. Seperti partikel kuantum yang terjebak di dalam sumur potensial yang tidak memiliki energi untuk bisa meloncat melewati dinding sumur itu. Sama-sama tersakiti mending maju aja. Itu yang selalu dia bilang ke aku yang membuatku tidak bisa bilang apa-apa lagi dan mengembalikan semua kaputusan ketangannya.

Untungnya dia sudah lama mengakhiri hubungan itu. Dan sekarang sudah bahagia dengan orang lain yang sudah sah baginya.

Hari ini aku diberitahu alamat blog dari masa lalunya. Aku baca, aku merasakan kegetiran hidup penulis blog yang dia masuki kehidupan pribadinya itu. I thought she might feel regret for butting herself in their so called relationship. Tapi, tidak apa, karena wajar seseorang melakukan kesalahan. karena kita bisa belajar dari kesalahan itu dan tidak mengulanginya. yang salah itu adalah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan.

For you, my friend, kamu sudah cukup melalui itu semua, sekarang adalah waktunya untuk menutup masa lalu itu. Aku selalu mendoakan hal terbaik bagi mu.

2 Okt 2013

Akhirnya Terbebas Juga Dari Auman Maut

Pagi ini Mbak Di dipanggil sang empu untuk menghadap karena ada beberapa laporan yang tidak sama dengan data.
Sekembalinya Mbak Di ke ruangan, dia mengoreksinya. Dan benar saja kita memang membuat kesalahan, koreksi : aku yang membuat kesalahan. Aku sama Mbak Di sudah resah dan gelisah katena kami takut menghadap si empu dan mendapatkan aumannya dengan sukarela.
Bagaimana tidak, aumannya itu bagaikan auman singa betina yang kelaparan. Memikirkannya saja keringat dingin merembes keluar dari pori-pori tengkukku.
Kami benar-benar tidak punya nyali, tapi kami tahu kami harus menghadapinya. Jam sebelas tepat, kami tahu sebentar lagi kalau kami tidak datang, si empu akan datang karena jam sebelas adalah jadwal berkumpul para pekerja untuk melaporkan jumlah pekerja borongan yang datang hari kemarin. Kami tahu kami akan segera menyambut bola itu.
Dimulai dengan aumannya kepada salah satu bapak pekerja lapangan, mendengarnya saja aku sudah mengekret, jantung jumpalitan, dan dan telinga langsung pekak rasanya.
I told one of my friend that i would face mak Empu's anger and madness, and I didn't know how to dealt with her. Dan temanku itu bilang I must face it.
Oh, betapa tubuhku sudah panas dingin. Kemudian Mbak Di bicara padanya dan bilang kalau ada tambahan data tapi belum di copy di file Report. Aku sudah bersiap-siap, sambil berdo'a dalam hati semoga kami bisa melewatinya tanpa lecet-lecet sedikit pun, lecet hati dan mental.
Fortunately, we made it. Oh, god bless us. kami bener-bener sukses terbebas dari amukannya. Memang doa orang yang teraniaya itu dikabulkan sepertinya benar adanya, hihihihihi.
Tapi kejadian hari ini memberi satu pelajaran yang patut diingat, bahwa lain kali harus sangat teliti. Ini tidak boleh terulang lagi. Karena jika sampai terulang lagi kami tidak akan tahu apakah nasibkami selanjutnya masih seberuntung ini.

30 Sep 2013

Sahabat itu tak terganti

Saat kecil aku tidak tahu apa bedanya teman atau sahabat. Bagiku yang sekolah di SD desa yang teman-teman ku juga satu desa bahkan sama-sama sejak TK selalu menganggap semua temanku sama saja. Kami sering main bersama-sama.
Sejak kecil aku sudah cukup tomboy karena aku selalu main dengan sepupuku cowok dan kakakku (cowok). Jadi aku selalu berlagak sebagai layaknya jagoan yang membela kebenaran. Membela kaum cewek yang teraniaya oleh kenakalan anak cowok.
Suatu hari kenaikan kelas tiga masuk anak baru dari pulau sebrang, semua anak kelasku sangat excited menyambut kedatangannya. Aku biasa saja, berlagak tidak terlalu excited, khas gayaku, tapi sebenarnya penasaran juga.
Lama kelamaan aku jadi akrab dengan si anak baru, pun sampai sekarang umurku hampir 24 akhir tahun ini aku merasa dia adalah seorang teman pertama yang begitu akrab denganku. Dia adalah orang pertama yang tahu isi surat pertamaku dari teman cowok sekelas yang bahkan aku sendiri belum baca isinya. Dia orang yang selalu dibilang mirip denganku, seperti kembar *sejak dulu aku bingung mirip darimana*. Dia adalah teman yang dulu sering aku datangin rumahnya sehabis sekolah buat main. dia juga teman yang pas malam minngu kesepian selalu iseng bersepeda berdua denganku hingga hampir masuk kota kemudian hanya untuk puter balik ke desa lagi.
Tapi hubungan pertemanan kami tidak hanya manisnya saja. I ever feel had enough for our so called friendship. Ini terjadi saat aku kelas 6, entah apa yang terjadi padaku waktu itu, sehibgga aku sangat jahat pada dia. dan sampai saat ini pun aku masih merasa bersalah saat ingat kejadian itu.
Aku masih sama-sama satu sekolah dengan dia saat SMP. setiap hari berangkat dan pulang bersama. hingga sampai SMA akhir semester satu aku harus berpisah dengannya. dia sekeluarga harus pindah ke pulau yang dulu dia tinggalkan untuk hidup di desaku selama enam tahun lebih.
aku sedih saat itu, sangat sedih. tapi seperti biasanya aku tidak bisa mengekspresikan kesedihanku sehingga yang tampak aku baik-baik saja. saat keberangkatannya pun aku tidak bisa mengantar kepergiannya karena aku saat itu sedang mengikuti camping ekatrakulikuler yang aku ikuti saat SMA.
kira-kira sudah 7 tahun kami berpisah. tapi bagiku dia adalah temanku yang paling dekat.
Sekarang diusiaku yang bisa dibilang tidak lagi muda layaknya teenager tapi juga belum bisa dibilang dewasa, jika aku ditanya apa arti sahabat bagiku, aku akan menjawab, "sahabat itu irreplaceable".

26 Sep 2013

Senjata Sandal Japit

Waktu kita kecil masih ingusan tapi belum bisa ngebersihin sendiri ingus kita itu, aku yakin pasti pernah melakukan hal-hal yang tidak patut diingat. Entah itu kejadian konyol atau apalah yang kalau kita mengingatnya saja merasa nista dan berdosa.
Masa kecilku dulu aku tidak ingat pernah melakukan hal konyol, bahkan yang aku ingat adalah banyaknya kebrutalan yang telah ku lakukan. Tidak bisa aku sebutkan satu persatu.
Salah satu nya yang ingin aku tulis disini adalah kebengisanku pada adik sepupuku, lima tahun lebih kecil daripada aku.
Dulu aku sering main pasar-pasaran sama adikku itu tiap pulang sekolah, meski cowok tapi dia sangat suka main pasar-pasaran itu. Tapi beranjak besar dia menjadi nakal, yah nakal anak kecil pada umumnya lah.
Setiap sore anak-anak cowok sekitar rumahku selalu main sepak bola di halaman rumah almarhum mantan lurah yang sangat luas. Aku tiap hari juga main ke lokasi, bukan ikut main sepak bola, meski kadang juga ikut main, tapi sekedar main sepeda atau mengasah kemampuanku dalam hal panjat memanjat pagar.
Sore itu aku lupa kejadiannya bermula bagaimana, yang aku ingat sudah sangat sore, bahkan acara main sepak bola sudah selesai. Sepupuku itu menjadi sangat menyebalkan, menjengkelkan, super annoying. then we fought there.
Dulu sejak kecil aku selalu dibilang pacarnya salah satu temenku cowok sekelas. Aku paling benci saat ada yang bilang ke aku gt. gimana gak, aku bahkan ga tau pacar itu makanan kayak apa dan sensasi rasanya bagaimana tapi mereka seenak jidadnya sendiri ngatai aku kaya gitu. Nah sepupuku itu mulailah bilang kalo aku pacar si doi, dengan sangat menyebalkan dan diulang-ulang.
Tak sanggup dengar kata itu lagi dan tak sanggup menahan emosi, aku ngancam seupuku itu sambil tangan kananku megangin sebelah sandal japitku, "sekali lagi kamu ngomong gitu lagi, aku timpuk mulut kamu pakai sandal ini!".
Aku ga berniat nimpuk mulutnya beneran pakai sandal karena aku hanya bermaksud menggertak saja. Dan berharap dia akan jera. Tapi diluar yang aku harapkan, dia punya nyali juga mengulangi-katanya barusan.
Karena emosi dan ingin memberi pelajaran pada sepupuku itu, dan aku tidak ingin wibawaku sebagai yang tua diinjak-injak karena ga berani nglakuin ancamanku tadi, aku mendaratkan sandal japit yang aku ancungkan itu ke mulutnya. Aku yakin kalau aku tidak keras saat nimpuk dia pakai sandal. Tapi, dia langsung mewek, keras lho. Berlari pulang menuju ibunya. Aku bengong, bingung apa yang telah aku lakukan. Aku baru menyadari baru saja nimpuk mulut anak orang pake sandal japit yang kotor. Aku jadi takut, nyaliku ciut membayangkan kalau dimarahi tanteku itu saat pulang.

18 Sep 2013

Petir di Siang Bolong

Mulai minggu ini aku resmi menerima job desc baru dan aku berpartner dengan salah satu anak inventory bernama Mbak D.
Aku sebenarnya senang-senang aja dikasih kerjaan baru, tapi yang bikin nyesek adalah orang yang nraining kami.
Bukannya gimana ya, suaranya itu lho ibarat kata kalo Mrs itu ngomong orang bolot pun langsung denger.
Pagi ini dimulai lah teriakan-teriakannya pada pemborong, aku memang belum terbiasa mendengar teriakannya karena aku tergolong baru kerja disitu.
 ternyata suara bak petir di siang bolong itu tidak berhenti disitu, partner baru ku yang sudah 3 tahun kerja disitu menerina salah satu sambarannya.
 semula aku tidak menyadari paska moment menegangkan itu, kemudian aku tersadar kalo Mbak D menangis. Oh no, aku ga tahu apa yang harus aku lakukan. truthfully, aku bukan orang yang bisa dengan mudah menghibur orang lain. jadi yang aku lakukan hanyalah memberi dia dua lembar tissue itu pun aku ambil dari meja managerku dan membiarkan dia menangis sepuasnya dan menenangkan diri.
Setelah jam kerja berakhir, kami belum pulang karena masih ada kerjaan yang belum selesai. kemudian ada telepon masuk, yang ngangkat Mbak D. Mbak D menutup telepon dan berkata padaku, "Dek, kita disuruh lembur soalnya masih dibelikan makan siang".
 dengan bercanda aku menjawab, "mungkin dia merasa bersalah mbak tadi ngebuat pean nangis".
 Well, the point is, we don't mind if we must work over time, that's our responsibility if our job hasn't done yet. tapi seenggaknya bisa kan ga teriak-teriak kaya petir di siang bolong jadi kita kerja juga enak.
Di kantor kami tidak menyentuh sedikit pun makanan tadi, tapi waktu tiba di kost ternyata perut kerucuk-kerucuk minta asupan gizi soalnya belum sarapan, ya sudah disikat aja akhirnya.

13 Jul 2013

Lagi-Lagi Error

Huuuhhh, jengkel tingkat dewa. Pulangku ketunda gara-gara email. lagi-lagi karena email.
Tiap dikirim selalu error sending, crap!. Udah satu jam lebih, gila, ngirim email gagal mulu.
Aku ga mau tau ya emailnya bakal terkirim atau gak, yang penting aku mau cabut!
aku set aja deh pc nya run -> shutdown -s -t 3600
jadi kalau dalam satu jam itu tetep ga kekirim ya terserah!

18 Mei 2013

Peperangan di Lapangan

Sore ini aku duduk di depan rumah Bulik, di sebuah bangku yang terbuat dari bambu, kami menyebutnya dengan 'angkrik'. Aku habis bersepeda di jalan depan rumah kekanan dan kekiri, mencari teman-teman dan ikut bermain. Tapi aneh, tidak ada teman satu pun yang aku temui. mereka tidak ada di mana-mana.
"Kenapa kamu duduk disini? Ga ke balai desa sama teman-teman kamu?", tanya ibu yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakan pagar.
"Emang ada apa di balai desa?", tanyaku penasaran. Pantas saja aku mencari keberadaan mereka tidak ada, ternyata sedang berkumpul di balai desa.
"Latihan buat pentas perpisahan kelas enam, kamu ga ikut? teman-teman kamu yang lain pada ikut semua tuh", jawab ibu.
"oh, jadi ada pentas ya. Males ah". jawabku. Aku memang ga tertarik yang namanya show up. Apa pun itu. Mungkin karena aku dasarnya pemalu, atau minder? whatever.
"Daripada bengong sendiri disini mending kan kamu ikut, ya kalo ga mau ikut nonton aja sana, anak kok ngintil ibu nya terus".
"iyaaaa deh, aku kesana". kataku berlagak sebal karena diusir ibu. Sebenarnya aku berangkat ke balai desa bukan karena ibu menyuruh tapi karena penasaran saja dengan latihan pentas teman-teman untuk perpisahan kelas enam nanti. Memang tradisinya kalau kelas enam yang perpisahan, kami adik kelas, kelas lima atau kadang ada juga yang dibawah kami tampil di pentas seni.
Aku bersepeda menyusuri jalan menuju balai desa yang tempatnya ada di depan sekolahku.
Baru sampai di depan sekolah teman-teman cewek ku berlari menghampiriku dengan wajahnya yang sumringah. Aku mengernyitkan dahi. Ada apa gerangan?.
Saat mereha tiba di depanku, tanpa dikomando semua pada bicara serempak seperti burung yang bersahut-sahutan. yang aku tangkap intinya hanya satu, "Ah, Pit, kamu darimana aja, kami udah nunggu kamu dari tadi, kata anak-anak cowok kamu takut makanya kamu ga datang, tapi kita percaya kok kamu ga mungkin takut, kamu pasti datang iya kan?".
Apa pula ini kata si Wuri kalau aku takut? ga datang? apa sih yang dia maksud sebenarnnya? Aku hanya menuntun sepeda miniku mengikuti gerombolan para cewek menuju balai desa. Tunggu dulu, kenapa kami menuju.......belakang kantor desa? dan disana sudah ada gerombolan.....anak cowok? Apa sebenarnya yang terjadi?.
kemudian aku ingat peristiwa tadi siang,'Kalau kamu berani, ayo nanti sore kita duel'. Ah ya aku tadi nantangin si Didit untuk duel karena tadi dia udah nimpuk kepalaku. Dan kenapa aku bisa lupa sendiri dengan tantangan yang aku ajukan itu? Dasar pelupa.
Sebenarnya aku sudah tidak memusingkan duel itu, kalau aku pikir lagi aku bahkan sudah tidak ingat lagi kejadian tadi siang di sekolah yang ngebuat aku sampai nekat nantangin anak cowok berkelahi. bahkan di arena. Astaga, demi tuhan, kami akan berkelahi di dalam lingkaran teman-teman satu kelas yang dengan heboh bersorak-sorai? Astagaaaaa...........
Dan setelah tiba di belakang kantor desa itu aku terbengong-bengong betapa ramai sekali. Anak cewek berteriak-teriak mendukungku dan para cowok mendukung si Didit. Terus perkelahian itu pun dimulai. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, seranganku terhadap si Didit tidak pernah menyentuh nya sama sekali, sedangkan serangannya padaku, tendangannya, selalu mengenaiku. Yah aku tahu kalau aku cuma cewek biasa yang hanya besar mulut tapi selalu kalah dengan laki-laki dalam hal adu jotos, atau adu kaki?
Perkelahian itu pun usai dengan sorakan kekalahan yang diserukan para teman cewekku. Aku tidak peduli sebenarnya tentang siapa yang menang atau siapa yang kalah, toh sebenarnya aku sudah lupa sama sekali dengan duel ini. Tapi, harga diri? harga diriku sebagai pembela hak asasi perempuan terasa sakit, perih teriris.
Ah sial, kenapa tendangannya tepat di kaos ku? dan kenapa pula aku pakai kaos putih? Ah, ini tidak boleh. Ibu pasti marah karena tahu kaos ku kotor seperti ini. Pasti ibu ngomel-ngomel. Dan apalagi sampai dia tahu kalau kaoskku kotor karena aku 'duel' ama si Didit? ahhhhh, aku haarus menghilangkan bukti kebrutalanku ini.
aku berjalan menuju kamar mandi sekolah yang tidak jauh dari TKP. Aku menimba air di sumur dan mengambil air di ember, membersihkan kotoran jejak tendangan si Didit di Kaos ku. Ah ini harus di sembunyikan dari mata jeli ibu, sebelum aku dapat hadiah omelannya.
"Kamu jangan nangis dong, apalagi nangis sendiri disini", kata suara dibelakangku, aku mengenali siara itu adalah dari Rio yang menghampiriku kesini.
Aku mengangkat muka dan berkata,"Siapa yang nangis coba? emang mukaku sekarang ini keliatan mau nangis?".
"terus kalo ga nangis kenapa kamu disini? ga ikut anak-anak ke balai desa sana? latihan udah di mulai tuh".
"Nih, liat baju ku kotor", jawabku sembari nunujukin kaos depan ku yang putih kearahnya."Kamu sendiri kan tahu ibu ku bawel banget, kalau sampai tahu kaos ku kotor pasti ngomel-ngomel. Kamu duluan aja deh sana ntar aku nyususl abis bersihin ini".
"Beneran ga apa-apa? ga nangis kan?", tanya dia masih belum percaya.
Aku tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tatapan plis deh emang aku ini cewek cengeng yang hanya karena kayak gitu aja bakalan nangis darah?. Tapi dasar tolol dia tak menangkap sinyal dariku tadi. Akhirnya aku menyerah dan balik ke balai desa sebelum semua anak di sana mengira aku memang nangis beneran di kamar mandi. dan firasatku benar, tiba di balai desa semua teman cewek bertanya "Kamu kok ga balik-balik sih Pit? kata mereka kamu nangis di kamar mandi tadi".
"Emang muka ku ini keliatan abis nangis?", kataku jengkel.

'Kalo berani Ayo Kita Duel'

Hari ini wali kelas sedang ijin keluar sekolah karena ada acara, tak tau apa acaranya. Aku, atau kami, tidak peduli karena berarti sedang tidak ada pelajaran. Dan itu bagus buat kami karena bisa bermain di dalam kelas.
Kalau pelajaran sedang kosong gini selalu gaduh, anak-anak cowok mulai dengan keisengannya jahhilin anak-anak cewek. Dan aku yang merasa berjiwa ksatria bagi kalangan cewek selalu membantu ngebales perlakuan mereka para cowok. Entahlah mengapa mereka tiap diisengin cowok selalu mengadu kepadaku, mungkin karena aku yang sok berani ngebales mereka, ato karena aku emang tomboy. Padahal aslinya aku tuh lembek.
Dan tak tahu kenapa tiba-tiba dari kami bermain jual-jualan, yang semula cuman para cewek yang main tiba-tiba anak cowoko ikut main dan bikin gaduh, akhirnya terjadilah perang antara kubu cewek dan cowok. Aku sendiri tak tahu apa penyebab peperangan ini, tapi yang aku tahu, kami, para cewek ga mau ditindas oleh kenakalan mereka. bagaimana pun mereka tak berhak jahil sama kita.
Kami mulai kejar-kejaran, tak jelas lagi siapa mengejar siapa. Aku segera mengambil buku Ipa karena buku ini yang paling tebal, sehingga aku berharap kalau aku timpukin ke mereka, mereka bisa merasakan sakitnya. Tapi dasar bandel, tidak menampakkan rasa sakit, tapi malah ngece, huh!. Aku jadi gemas sendiri. Akhirnya aku gulung buku itu seperti pelompong, dan ku masukin batu biar lebih keras, biar tahu rasa!
tapi mereka tak jera juga. Sudah berjam-jam kami bekejar-kejaran, aku capek juga.Aku tipe anak pemalas yang gerak dikit aja udah kecapekan, hehehe. Akhirnya aku istiraha di bangku sambil merebahkan badan di kursi bangku kayu yang panjang. Tiba-tiba, si Didit menimpuk kepalaku, tepat di kepalaku kala aku sedang tak awas. Aku muntab, aku paling benci ada orang yang memasuki area kepalaku, ga peduli siapa. Emosi ku mencapai ubun-ubun.
Aku nyemprot Didit sambil nimpuk punggungnya pakai buku IPA tadi, "Hey, apa-apa an sih, nimpuk kepala orang huh?"
"Apa an sih siapa yang nimpuk kepala kamu? dasar cewek sok jago, pake nimpuk orang segala lagi", umpatnya.
Aku ga mau kalah karena aku yakin dia yang nimpuk kepalaku, area terlarang, "Emang kamu pikir aku ga tau apa? Jangan ngeles deh".
Percekcokan terus terjadi dengan aku menahan gejolak emosi yang siap menyembur seperti naga api yang menyemburkan napas apinya, hingga kerongkonganku berasa sakit sekali menahan amarah ini. Akhirnya karena tak tahan lagi tercetuslah kalimat pamungkas itu dari mulut besarku. "Pokoknya aku ga terima ini, klo berani ayo entar sore kita duel", teriakku bersungut-sungut.
"terima aja Dit, masak ga berani", kata teman laki-laki yang lain ngomporin si Didit.
"Oke, nanti sore di lapangan, aku tunggu", Katanya membalas tantanganku.
Semua anak di dalam kelas bersorak sorai seperti penonton sepak bola yang senang karena tim jagoannya menang di lapangan. Oke, nanti sore aku akan membalas semua ini. Kataku dalam hati dengan emosi yang masih meletup-letup bagai bola api.

23 Apr 2013

"Kesempatan Kedua" Itu Ada

Suatu kepercayaan bahwa kesempatan itu jarang datang kedua kali, tapi ternyata kesempatan itu bisa datang untuk kedua kalinya.
Aku tidak tahu pasti gimana prosesnya, tapi aku bersyukur aja, berarti aku masih dikasih kesempatan untuk mencobanya, dan yang pasti aku lega juga karena tidak di blacklist karena kesempatan pertama tidak aku datangin.
Dan kesempatan kedua itu tidak boleh disia-siakan lagi. :)

15 Apr 2013

Refreshing Dikejar Jadwal Terakhir Angkot

Week end adalah waktunya istirahat, refreshing, dan seru-seruan. Acara weekend kemarin adalah rekreasi bersama dua temen cewek ke WBL (Wahan Bahari lamongan). Rencana itu sudah kami rancang sebulan sebelumnya.
Berangkat jam sembilan dari jombang naik Bus Widji menuju Tuban. Tiga jam perjalanan sampailah di Terminal lama Tuban, langsung oper angkot ke arah Paciran tempat nongkrongnya WBL. Setelah satu jam perjalanan ternyata angkot yang kami tumpangi tidak sampai paciran tapi dioper ke angkot lain. Berbeda dari angkot yang pertama jalannya kenceng kaya kelinci ini angkot kedua jalannya lelet kaya kura-kura. Nyari penumpang sih nyari penumpang, tapi kita lagi dikejar waktu, masa jam satu kurang masih diangkot?? Kita nanti di dalam berapa jam woyyy.....
Pukul satu siang lewat baru nyampai lokasi, phieww. Setelah sholat dan makan siang, kami baru masuk wahana pukul 2 siang. Jadi bayangin aja, ke tempat rekreasi nyampe jam 2 trus angkot terakhir kata sopir angkot yang menuju Tuban jam 4an sore. Kepalang udah jauh-jauh nyampe sana ga lanjut sampe akhir rugi banget kan ya..... akhirnya kita tetep masuk. Wahana yang aku coba bisa dihitung jari, cuma 3 wahana aja.
Dan yang paling menantang (yg aku coba aja) adalah speed flip. Sampe ada mbak-mbak yang pingsan tak berdaya abis naik wahana ini, yang musti diurut ama satpam seluruh badannya dan nafasnya tersengal-sengal. Ini gambar dari Speed Flip. Emang klo diliat dari luar biasa aja, tapi waktu udah naik, jangan tanya. I just can close my eyes. Dan saat aku ngecoba ngintip, waktu posisiku njungkir kebalik ngadep tanah, ewwww jadi ga berani buka mata lagi.



Kata temen ku itu masih belum ada apa-apanya dibanding ama Ranger. Hmm, FYI Ranger itu ibaratnya seperti Wahana Columbus, tapi kalo columbus cuma diayun-ayun dari ujung kiri ama ujung kanan, kalo Rangers ini diayun terus diputer 360 derajat, dan ada saat diujung atas dengan kepala terbalik, masin berhenti beberapa detik, bhewww liat aja aku udah kepikiran ama kesehatan jantungku, kekekekeke~.
Abis naik tiga wahana, sisa waktu sampai jam 4, kami habiskan berfoto-foto di jembatan pinggir laut sambil  ngeliat orang-orang yang naik banana boat. Refreshing dikejar jadwal angkot sungguh ga keren, karena harus cepet-cepet cabut dari lokasi yang berakibat kurang lama manikmati keindahan laut, kurang banyak nyobain wahana, ga bisa berbasah-basahan padahal udanh sedia baju ganti, dan terakhir ga bisa beli oleh-oleh *untung aja karena uang ku udah ludes* kekekekeke~. Tapi, meski terhitung singkat, rasanya udah puas deh hari kemarin, bagaimana tidak kalo perjalanan pulang disuguhin pemandangan sunset?

11 Apr 2013

Yang Menang 'Suit', Dia Yang Dapat

Sore ini ibu sedang mengikuti pengajian yang rutin diadakan di lingkungan desa, tapi aku sudah mandi kok, karena yang bertugas memandikan aku dan mas setiap sore adalah bapak. Aku sudah wangi, dan waktunya untuk main. Satu-satunya teman main ku cewek di rumah adalah Mbak Febri, setiap hari kami selalu main bersama. Aku terbilang baru mengenalnya, karena baru dua atau tiga tahun keluargaku baru pindah kamari.
Sore ini aku barmain tidak hanya dengan Mbak Febri di depan rumahnya yang rindang, ada mas, sepupuku yang bernama Adi, dan anak-anak kecil lainnya sepantaran kami.
Kemudian saat kami sedang asik bermain kejar-kejaran, datang anak cewek kearah kami. Aku mengenalinya sebagai teman mas sekolah. Siapa ya namanya? aku mengingat-ingat, memang aku tidak terlallu bagus mengingat orang. Oh ya namanya Mbak Epi, dia sedang berkunjung ke rumah neneknya yang rumahnya disekitar tempat tinggal kami, sedangkan rumah mbak epi beberapa blok dari rumah kami.
Mbak epi membawa sebuah kotah, entah kotak apa itu akujuga kurang tau, kemudian dia memamerkan pada kami kalau dia punya kotak yang harum, ajaib!. "Eh, aku punya kotak harum nih, keren kan??", ujarnya.
Sebagai anak cewek normal, aku dan Mbak Febri jadi tertarik ingin melihat seperti apa, dan yah tidak usah ditanya lagi aku juga pengen memilikinya.
Mbak Febri meminta kepada Mbak Epi, "Mbak aku mau dong".
Tak mau kalah aku juga minta, "aku juga mbak".
Karena kotak itu hanya ada satu, maka Mbak Epi dengan bijaksananya berkata, "ya udah kalian suit aja, ntar yang menang itu yang aku kasih".
Akhirnya tanpa dikomando akupun suit dengan Mbak Febri. Suit pertama seri, suit kedua aku yang menang, yay!. aku yang menag! berarti aku yang memiliki kotak wangi itu! horeee!!
mbak Epi mengulurkan kotak itu kearahku, tapi sebelum aku terima Mbak Febri merengek ke mbak epi kalau dia ingin sekali punya kotak itu. pokoknya dia ingin kotak itu. Dan ga tau kenapa, padahal yang menang suit adalah aku dan tadi mbak epi juga bilang yang menang suit dia yang dapat, tetapi kenapa? kenapa mbak epi akhirnya ngasih kotak itu ke mbak febri??
Aku benar-benar tidak paham apa yang slah disini, kenapa kotak itu tidak diberikan kepadaku tetapi mbak febri? merasa tidak adil aku pun protes, "mbak, tadi mbak bilang kalau yang menang suit dia yang mbak kasih kotak itu, kan aku tadi yang menang mbak, tapi kenapa yang dikasih mbak febri?"
dengan entengnya mbak epi menjawab, "ya emang tadi kamu yang menang, tapi ga apa ya aku kasih nya ke febri aja"
Uh apa-apaan itu? kalaupun memang kotak itu akhirnya dikasih ke Mbak Febri dan bukan ke yang menang suit seperti yang dia bilang tadi, kenapa dia menyuruh kami suit? dan kenapa dia tidak menepati janji? dan kenapa pula si febri itu merengek-rengek barang yang bukan hak dia?? Ya, kotak itu seharusnya adalah milikku, karena aku yang menang suit. Ini semua tidak adil, mengapa selalu dia yang menang, mengapa selalu dia yang jadi perhatian? apakah aku tidak layak? (gerutuku dalam hati dengan tampang sangat kecut)
kamu tahu jika sumbu mercon dibakar sumbunya maka beberapa detik kemudian akan meledak? seperti itulah emosiku saat ini melihat ketidak adilan yang sedang menderaku. Dibakar rasa emosi, tanpa sadar aku mengambil batu di tanah yang persis ada disebelah kaki kananku, dan...... *bug*. Batu itu bersarang ke kepala mbak Febri, dan sedetik kemudian dia meringis, menangis, darah mengalir di dahinya. dia berlari kedalam rumah. Semua yang ada disitu, Mbak epi, mas, adi, melongo melihat kebrutalanku. Aku masih tidak sadar kesalahan apa yang aku perbuat karena masih dilingkupi emosi. sesaat kemudian suara mas menyadarkanku, "apasih kamu ini, demi kotak sabun aja sampe nimpuk orang? kalau ibu tahu pas pulang pengajian nanti kamu pasti aka dimarahi! dan juga kamu akan dimarahi sama Bulik Dam (ibu mbak febri)".
Aku terkesiap, Jadi yang dibilang mbak epi dengan kotak keren yang berbau harum itu tidak lain adalah..... Ya ampuunnn, ko bener-bener bodoh banget sih aku bisa dikibulin kaya gitu?
Aku mulai ikut menangis bukan karena apa, tetapi karena teringat kelakuanku tadi yang menyelakai temanku, tetanggaku. Dan juga aku takut sekali jika nanti ibu marah kepadaku saat tau gadis kecilnya nimpuk kepala temannya dengan batu. Apa yang harus aku perbuat??

6 Apr 2013

Jum'at Sore

aku mau cerita perjalananku jumat sore kemarin. Dimulai dari jerawat yang selalu merecoki wajahku ga pernah mau mengalah barang sedikit pun. Akhirnya aku memutuskan pergi ke dokter specialis kulit.
Pulang dari kerja langsung cabut ke tempat prakter dokter yang direkomendasikan temenku *diatar temanku tentunya*. Ternyata saat mendaftar dapat nomor 53! It was gonna be crazy i thought, but i couln't called it though. Jadi aku tanya ke orang yang ngedaftar tamu kira-kira nomor 53 itu jam berapa, katanya sekitar abis magrib. HHmm, aku ga enak ama temenku itu karena harus ngantar aku dia harus pulang malam.
Dan ternyata giliranku itu ga abis magrib tapi jam setengah 8! it was so tiring.
Aku kira dokter itu sistem kerja nya sama kaya dokter yang pernah aku kunjungi di Malang, cuma dicek kulit wajah, trus diberi beberapa obat luar, bayar, udah.
Tapi ini ternyata beda, calon jerawat yang ada di pipiku di congkel pake alat tak taulah namanya itu, yang pasti alat itu buat facial. it was so painful T_T. I've never taken facial on salon, but if the feeling like what the doktor did to my pimple yesterday night, I would prefer never try that 'facial'.
dan yang paling menyedihkan dari semua, untuk sementara aku dilarang makan yang namanya mie instan, roti, ama telor. betapa aku sangant menyukai telor, oh nooo! T_T

4 Apr 2013

Shit Called!!!

Pernahkah kalian waktu sedang asik tidur, udah diujung dunia sadar menuju dunia mimpi, tiba-tiba ada telepon masuk dengan nomor yang tidak di kenal??
yup mungkin seperti biasa kalo ada nomor tak dikenal lebih baik di-reject ato disembur ga punya etika telpon malam-malam?? tapi bagaimana kalo telpon itu dari nomor kartu halo?? *secaraGaSemuaOrangPakeKartuHALO*
OK jadi secara naluri aku angkat tuh telpon. Tebak dari siapa?? Ternyata dari pihak management yang siangnya aku kirimin email buat apply job. girang gak?? trus dikasih tahu ada panggilan interview buat besoknya. Masih mikir-mikir juga, soalnya belum siap kalo harus besoknya, terkesan dadakan banget secara berkas-berkas ada di rumah *aku di kos tentunya*.
Dan setelah aku berdebar-debar kegirangan tapi masih belum sepenuhnya sadar efek dari terlelap tadi, dengan alasan bahwa saya masih kerja di Jombang dan asal saya dari Nganjuk yang entah menurut sang penelpon jauh dari kota Malang padahal cuman empat jam perjalanan dengan entengnya ngomong, "ya sudah mbak Popy gak jadi saya panggil saja ya, soalnya jauh".
What?? ada ya panggilan interview kaya gitu? dari bangunin orang yang lagi asiknya molor, ngasih harapan, dan dalam waktu itu juga diberhanguskan!!!
well, i just could say, "thanks for your shit called Mr. Whoever-you-were!".
Mungkin setelah kejadian ini, saat aku makan muffin dari BreadSt***y berasa ada duri yang mengganjal di tenggorokan *lebayDeh*.

11 Mar 2013

Buku baru lagiiiii

Kemarin datang ke pameran buku murang yang diadain ama Gramedia di kotaku. Dengan asa menemukan buku yang udah lama aku pengen, tapi ga ketemu. Sayang jg klo ga jadi beli, akhirnya nyari referensi lain. Dan.......saya beli 5 buku. It is little bit crazy, tapi klo udah di toko buku apalagi pas lagi diskon pati gelap mata kan???? Sebenarnya klo dipikir-pikir sayang juga ngeluarin uang segitu, karena bulan jg masih muda trus duit di kantong jg udah nipis. Tapi emang udah ga bisa di tahan gimana dong, hihihihihi.

Dan tiap aku beli buku baru pasti aku sembunyikan dari ibu, takut klo dimarahin :D
Soalnya ibu nyuruh nabung, nabung, nabung. Dan aku malah menghabiskan uang yang beliau pikir untuk hal yang kurang perlu. Tapi, ini adalah impianku dari dulu, klo udah kerja  mau beli buku yang aku pengen.

19 Feb 2013

Akhir Penantian

Akhirnya setelah berbulan-bulan mendamba bisa membeli dan membaca novel Supernova Partikel terkabul juga. Setiap alur cerita dan karakter tokoh dalam keempat novel di Supernova itu berbeda-beda, dari buku pertama yg berasa intelek banget sampe kadang ga ngerti itu artinya apa, buku kedua yang kental yang berkaitan dengan ajaran budha, buku ketiga yang lebih ceria karena mengisahkan tentang kehidupan elektra sebagai anak pemalas, dan keempat kental dengan alienismenya dan pencarian sang tokoh utama.

Pada mulanya aku kepengen banget sampai ngiler baca buku ini karena di sinopsisnya dituliskan bertemunya Bodhi -tokoh akar- dan Elektra -tokoh partikel. Aku penasaran bgt gmn cerita saat mereka ketemu. Tetapi, ternyata pertemuan mereka hanya dibicarakan cuma dalam satu bab, yaitu pada bab terakhir pertikel. Pertemuan mereka karena Bong menyuruh Bodhi untuk check up ke Elektra. dan setelah membaca pertemuan mereka ini tidak mengobati rasa penasaran tetapi malah menambah penasaran lanjutan ceritanya. tapi disayangkan setelah mereka sadar satu sama lain, itulah akhir dari buku partikel.

Tapi over all aku suka banget ama tuh buku. Buku itu menceritakan perjuangan tokoh Zarah yang mencari keberadaan ayahnya yang ia anggap sebagai dewa di hidupnya yang sudah menghilang sejak ia berumur 12 tahun. Pencariannya terhadap sang ayah membawanya pada pahitnya hidup, karena harus memisahkan dirinya dengan keluarga. Pencariannya membawanya ke Kalimantan menjadi relawan di konservasi orang utan yang kemudian membuka jalannya pergi ke London untuk menjadi seorang fotografer wildlife. Di London dia dihianati oleh kekasih dan sahabat, yang membuat kepercayaanya terhadap manusia menghilang.

Kemudian akhirnya pencariannya menemukan titik terang, yaitu dengan dia menemukan orang yang mengiriminya kamera saat usianya 17 tahun. Dan dia berharap orang itu tahu dimana keberadaan ayahnya selama ini. Namun, setelah dia bertemu dengan orang itu, kekecewaan yang ia dapatkan karena orang itu kenal dengan ayahnya tapi tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Tetapi orang itu mau membantu Zarah menemukan ayahnya, dan petualangan zarah kepada dunia sepiritual pun dimulai, dan bertemunya Zarah dengan spirit kakeknya yang mencoret namanya dari daftar keluarga membuatnya berhenti berlari lagi. Tetapi pencariannya belum selesai.

Sayangnya, sepertinya harus rela menunggu buku kelanjutan dari seri Supernova ini. Can't wait to read the next book.

17 Feb 2013

Menanti Buku The Enchantress Versi Indonesia

Bagi yang udah pernah baca serial Nicholas Flamel karangan Michael Scott pasti sudah menunggu-nunggu kelanjutan buku ke lima 'the warlog'. Yup, ternyata buku keenam Om Michael ini sudah di-release. Tapi sayangnya yang terjemahan bahasa indonesianya belum beredar di pasaran. Padahal aku udah pengen banget mentelengin tuh buku. Buku keenam sekaligus sebagai pamungkas seri Nicholas Flamel ini diberi judul the enchantress. Katanya dari yg aku baca dari review buku ini di blog, ramalan si kembar yang berbunyi 'yang satu menyelamatkan dunia, dan yang satu menghancurkan dunia' terjawab di buku keenam ini.
Di halaman terakhir the warlog saat si kembar masuk ke gerbang ley yang menghubungkan masa 10.000 tahun yang lalu, yaitu di pulau Danu Talis, mereka bertemu dengan orang tua mereka dan sekaligus majikan Dr. Dee. Dan mestinya kita sebagai pembaca dibuat geregetan gimana cerita selanjutnya, iya dong pasti dong.........
Nah makanya sekarang lagi menanti bgt kapan buku itu beredar di toko-toko buku, udah ga sabar lagi pengen tahu cerita selanjutnya dari petualangan si kembar emas dan perak.

13 Feb 2013

Laskar Pelangi Best Seller Dunia

Kita patut berbangga atas keberhasilan Andrea Hirata karena hasil karyanya meraih best seller dunia. Yup, novelnya yang berjudul Laskar Pelangi berhasil menjadi best seller dunia setelah bersaing dengan 50 negara. Wow, ini kali pertama bagi bagi karya sastra anak negeri mendunia. Semoga aja dengan prestasi yang diraih bang Andrea ini adalah awal untuk karya anak negeri bisa juga meraih best seller dunia untuk seterusnya. Semangat!

Selengkapnya bisa dibaca disini http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/02/12/897/130591/Karya-Anak-Belitung-Laskar-Pelangi-Best-Seller-Dunia

8 Feb 2013

Bacaan Anak: Cintaku Ibu Pertiwi

Waktu masih TK ato SD mungkin buku bacaan yang sering kita baca adalah majalah BOBO. Dulu aku juga berlangganan dengan Majalah itu (yang bener dibelikan Bapak tiap edisi keluar).
Mungkin minat bacaku tentang cerita fiksi timbul waktu itu. Saat SD, disekolah tidak ada yang namanya perpustakaan -maklum sekolah desa- tapi tiap kelas ada lemari  yang berisi buku-buku. Entah itu buku pelajaran atau buku bacaan anak-anak.

Aku ingat waktu itu ada buku bacaan yang berjudul 'Cintaku Ibu Pertiwi'. Sampul bukunya berwarna biru. Meski aku sudah berulang kali baca buku itu rasanya dulu ga ada bosan-bosannya ngulang baca tuh buku. Dan saking keseringannya aku baca aku sampai lupa ga ngembalikan tuh buku ke sekolah :D. jadi kalo ga salah sampai sekarang buku itu masih ada di aku, kekekek~.

Yang aku ingat dari cerita buku itu, buku itu bercerita tentang anak yang masih kelas empat SD harus meninggalkan sekolah dan teman-teman tercintanya karena harus ikut sang ayah ke Australia. Sang ayah sebenarnya sudah tinggal 1 tahun di Aussy karena sedang menempuh pendidikan S2-nya disana.

Di Aussy sana, dia harus pending sekolah dulu karena awal masuk sekolah di Indonesia dan disana ga sama. Dia merasakan kesusahan beradaptasi disana karena perbedaan musim. Juga waktu sekolah dia juga mengalami kesusahan karena belum lancar berbahasa inggris. Jadi pada awal masuk nilai dia banyak yang jeblok pada mata pelajaran IPS. Tetapi, pada pelajaran berhitung dia mendapat nilai yang bagus karena dimanapun pelajaran berhitung pelajarannya sama.

Yang aku suka dengan buku ini dulu, adalah informasi yang termuat dalam buku ini. Dalam buku ini dituliskan perbedaan-perbedaan culture orang Indonesia dengan orang sana, contohnya saat makan sebagai orang jawa (si toko) kalau makan dilarang bicara karena jika makan sambil ngomong iu tidak sopan, tapi justru disana saat makan itu adalah waktu berkumpulnya keluarga jadi saat makan itu adalah ajang untuk berbicara dan bercerita. juga masih banyak lagi tulisan informatif di buku itu yang menurutku merupakan tambahan pengetahuan untuk anak-anak *apalagi anak desa seperti saya*.

Apakah buku ini masih dicetak ya?? soalnya menurutku buku ini bagus untuk dijadikan bacaan anak SD untuk membangkitkan minat baca.